Kamis, 30 Agustus 2012

Memahami Nasionalisme dan Pendidikan

Akhir-akhir ini marak dibicarakan Nasionalisme. hal ini berkaitan dengan kenyataan berbagai pertikaian baik politik maupun konflik fisik yang dikhawatirkan dapat memecahbelah persatuan dan kesatuan bangsa. peristiwa yang terjadi belakangan memang menjurus kepada konflik horizontal yang diindikasikan bermuatan SARA yang mengancam keutuhan bangsa.
banyak pakar, tokokh maupun pemimpin mengeluhkan tentang nasionalisme yang telah berkurang kadar penghayatannya di tengah masyarakat. nasionalisme sejatinya adalah tujuan bersama yang mengikat perbedaan sehingga menjadi satu kesatuan hidup bersama demi kepentingan bersama dalam sebuah wadah yang disebut negara. Nasionalisme dari akar kata nation yang berarti bangsa, suku bangsa, kebangsaaan, adalah sebuah kumpulan orang-orang yang membentuk satu ciri kebudayaan, peradaban dan filosofi hidup secara bersama diyakini dan diamalkan. Ketika pikiran dan rasa kebangsaan tersebut menyatu dalam gerak kesadaran individu dalam menjalani kehidupan bersama tersebut telah kuat maka menjadilah ia sebuah ajaran, paham, ideologi yang disebut Nasionalisme.
nasionalisme terbentuk oleh adanya kesamaan pandangan, karakter, budaya dan tujuan hidup dari orang, masyarakat atau suku bangsa. Indonesia sebagai nama dari nasionalisme di kepulaun nusantara ini terlahir oleh adanya kesamaan pandangan hidup untuk merdeka dari penjajahan. kemudian kesamaan tersebut ditunjang oleh adanya kesamaan karakter, budaya, peradaban dan filosofi hidup masyarakatnya.
dalam perjalanannya, nasionalisme indonesia tersebut mengalami pasang surut, terkadang menggebu-gebu khususnya di masa pra kemerdekaan dan beberapa tahun sesudahnya. pekik merdeka tetap merdeka adalah slogan nasionalisme yang kuat. memang pada masa itu nasionalisme begitu masif karena kesamaan pandangan tentang kemerdekaan begitu kokoh. selanjutnya ketika zaman berganti, pandangan tentang kemerdekaan berubah. maka nasionalisme indonesia mulai meredup. pandangan kemerdekaan dimaknai berbeda berkaitan dengan tuntutan bagaimana sebaiknya mengelola kemerdekaan indonesia.
akibat kemerdekaan yang muda dan belum ditunjang oleh karakter, budaya dan filosofi yang kuat karena bertumpu pada kesamaan pandangan kemerdekaan semata, maka di saat itulah nasionalisme indonesia mulai goyah.
harus disadari bahwa nasionalisme indonesia dibina dan dilahirkan oleh pemimpin yang tumbuh dari lingkungan pendidikan. Sukarno, hatta dan lain-lain dipertemukan dan satukan melalui pendidikan. berbeda pada masa perlawanan sporadis kerajaan nusantara dulunya yang tidak dipertemukan melalui pendidikan.
berdasarkan hal itulah, menurut hemat penulis, kesadaran nasionalisme yang dianggap meredup akhir-akhir ini, barangkali disebabkan oleh faktor pendidikan yang tidak lagi menanamkan nasionalisme.
memang gempuran kapitalisme yang berkuasa di dunia global saat ini yang melahirkan filosofi liberalisme di segala bidang memberikan pukulan dan serangan kepada nasionalisme. atas nama ekonomi global, kedaulatan ekonomi sebagai wujud nasionalisme misalnya dapat hancur karena serangan kapitalisme. begitu juga di bidang lainnya.
kembali kepada pikiran kaitan nasionalisme dan pendidikan, seharusnya pendidikan menjadi sokoguru utama dalam membina nasionalisme indonesia. nasionalisme tidak dapat dibina dalam partai politik. karena politik adalah urusan kekuasaan. selayaknya perlu dikaji lagi tentang fungsi pendidikan sebagai bagian dari tujuan nasional.
semenjak reformasi, pendidikan nasional terkena dampak dari kapitalisme. swatanisasi pendidikan tampak merusak secara perlahan nasionalisme pendidikan. ditambah lagi dengan adanya otonomi daerah yang memberikan kewenangan pengelolaan penddiikan bagi daerah. melihat kepada semangat otonomi maka sah2 saja pendidikan diserahkan kepada daerah, tapi melihat kepada kondisi bangsa saat ini dan kenyataan nasionalisme, maka perlulah kiranya pendidikan dikembalikan kepada sentralisasi.
sudah bukan rahasia lagi bahwa pendidikan telah disalah gunakan oleh oknum pemimpin untuk kepentingan politik. misalnya mulai dari pengangkatan tenaga kependidikan yang KKN, para guru yang tidak dibina, infrastruktur sekolah, penddiikan yang dikorupsi serta kebijakan politik tawar menawar jabatan mulai dari kepala sekolah sampai kepada kepala dinas yang hanya didasari pertimbnagan politik. bukan atas dsar kariri dan kemampuan.
pengelolaan pendidikan yang benar dapat menumbuhkan nasionalisme sejak dini bagi setiap warga negara.
sebagai langkah awal, pendidikan harus dikelola oleh pemerintah pusat. sehingga nasionalisme bisa terjaga secara baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar