Senin, 26 November 2012

JENIS, PENDEKATAN DAN RANCANGAN PENELITIAN



JENIS, PENDEKATAN DAN RANCANGAN PENELITIAN
(Disampaikan Dalam Acara Pelatihan Analisis Data Penelitian Skripsi Prodi Matematika
 DI AUDITORIUM STAIN KERINCI 24 NOVEMBER 2012).

OLEH: NORMAN OHIRA

I.  PENGERTIAN PENELITIAN
RESEARCH (INGGRIS, DIINDONESIAKAN MENJADI RISET) ARTINYA MENEMUKAN KEMBALI, MENCARI, MENGUMPULKAN (GATHERING)
PENELITIAN ADALAH PROSES KEGIATAN MENEMUKAN KEMBALI ATAU MEMBUKTIKAN KEBENARAN ILMIAH MELALUI DATA.
II.JENIS
SEBELUM MEMAHAMI JENIS PENELITIAN, TERLEBIH DAHULU HARUS DIPAHAMI BAHWA TERDAPAT BANYAK JENIS DAN RAGAM METODE PENELITIAN. TIDAK ADA SATU PUN YANG LEBIH BAGUS DARI YANG LAIN ATAU SEBALIKNYA. DALAM PENELITIAN YANG HARUS DIPERHATIKAN ADALAH KEJELASAN DARI PROSEDUR DARI JENIS PENELITIAN YANG DIGUNAKAN TERMASUK DI DALAMNYA KESESUAIAN DENGAN PERMASALAHAN YANG HENDAK DIJAWAB SERTA DATA YANG DIGUNAKAN.
1. BERDASARKAN PARADIGMA ILMIAH
A.   KUANTITATIF
PENELITIAN KUANTITATIF ADALAH PENELITIAN YANG MENDASARKAN KEPADA POSTULAT PROBABILITAS DARI GEJALA ILMIAH DENGAN DATA ANGKA SEBAGAI DASAR POKOK PENELITIAN.
B.   KUALITATIF
PENELITIAN KUALITATIF ADALAH PENELITIAN YANG MENDASARKAN KEPADA FENOMENA ATAU GEJALA ALAMIAH DENGAN DATA MAKNA/VERBAL SEBAGAI DASAR POKOK PENELITIAN.
C.   MIXED RESEARCH
ADALAH PENELITIAN YANG DIDASARI OLEH KENYATAAN FENOMENA ALAMIAH DAN ILMIAH TIDAK BERDIRI SENDIRI, SEHINGGA DIPERLUKAN KEDUA PARADGIMA PENELITIAN YAITU KUALITATIF DAN KUANTITATIF. DALAM IMPLEMENTASINYA, MIXED RESEARCH TIDAK MENETAPKAN METODE TERSENDIRI TETAPI TETAP DIDASARKAN KEPADA SALAH SATU DARI KUALITATIF ATAU KUANTITATIF HANYA SAJA BERGANTUNG KEPADA JENIS MANA YANG DOMINAN.
D.   RESEARCH AND DEVELOPMENT
DISEBUT JUGA PENELITIAN PENGEMBANGAN. ADALAH PENELITIAN YANG MENGHASILKAN PRODUK BAIK PRODUK BARU MAUPUN MENGEMBANGKAN/INOVASI DARI PRODUK YANG TELAH ADA.
DALAM PENDIDIKAN CONTOHNYA ADALAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN, MODEL PEMBELAJARAN, BAHAN AJAR MATEMATIKA DLL.
2. BERDASARKAN HUBUNGAN VARIABEL
A. KORELASI
MELIHAT HUBUNGAN ANTARA VARIABEL DARI GEJALA ILMIAH/ALAMIAH.
B. ASOSSIATIF
HUBUNGAN KESESUAIAN, KETEPATAN VARIABEL YANG SATU DENGAN YANG LAIN
C. KOMPARATIF
HUBUNGAN ATAU PENGARUH YANG MEMPERLIHATKAN PERBEDAAN ANTARA SATU VARIABEL DENGAN VARIABEL LAINNYA.
E.    EKSPERIMEN
PENELITIAN DENGAN MEMPERLAKUKAN/PERLAKUAN ATAU TREATMEN TERHADAP KELOMPOK POPULASI DENGAN MENGONTROL PADA KELOMPOK POPULASI YANG LAINNYA. POPULASI DISINI BISA DIWAKILI OLEH KELOMPOK SAMPEL.
1. TRUE EXPERIMENT
2. QUASI EXPERIMENT
3. SIMPLE EXPERIMENT
a. satu percobaan awal
b. dua percobaan awal dan akhir
c. satu percobaan akhir
3. BERDASARKAN PEJABARAN DATA
A. DESKRIPTIF
DESKRIPTIF ADALAH PENELITIAN YANG MENJELASKAN FENOMENA ILMIAH/ALAMIAH APA ADANYA. DESKRIPTIF DISINI BERBEDA DENGA DESKRIPTIF DALAM RANCANGAN PENELITIAN KUANTITATIF.
B. HISTORIS
PENELITIAN YANG MEREKONSTRUKSI PERSITIWA MASA LAMPAU.
4. BERDASARKAN LINGKUP POPULASI/WILAYAH
A. Studi kasus
B. SURVEY
5.  BERDASARKAN TUJUAN
A. PENELITIAN AKADEMIS
B. PENELITIAN TERAPAN/SPONSORSHIP.
C. PENELITIAN EVALUATIF.

ADA YANG PERLU DIINGAT BAHWA DALAM PENENTUAN JENIS PENELITIAN YANG AKAN DIGUNAKAN HARUS MENYESUAIKAN KEPADA MASALAH DENGAN MEMEPERHATIKAN HAL BERIKUT;
1.       RUMUSAN MASALAH YANG HENDAK DIJAWAB.
RUMUSAN MASALAH BERASAL DARI GEJALA ATAU DIAGNOSA DARI PERISTIWA ATAU FENOMENA YANGG SUDAH DAPAT DITENTUKAN JENIS PENELITIAN APA YANGG SESUAI.
MISALNYA;
GEJALA YANG TERJADI ADALAH METODE BELAJAR MATEMATIKA PADA SEKOLAH X MENGHASILKAN NILAI DIBAWAH KKM. MUNCUL MASALAH BAGAIMANA JIKA DIGUNAKAN METODE LAIN SEPERTI METODE KOLABORATIF TIPE JIG SAW. RUMUSAN MASALAHNYA DALAH APAKAH METODE KOLABORATIF TIPE JIGSAW DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SEKOLAH X?

BERDASARKAN  HAL ITU SUDAH DAPAT DIPERKIRAKAN JENIS PENELITIAN YANG DIGUNAKAN YAITU PENELITIAN EKSPERIMEN. BEGITU JUGA DENGAN GEJALA/ MASALAH YANG LAINNYA.
2.       MEMEPERHATIKAN DATA APA YANG HENDAK DIGUNAKAN DALAM PEMECAHAN MASALAH.
JIKA DATA YANG HENDAK DIGUNAKAN ADALAH DATA  SELAIN ANGKA MAKA PARADIGMA PENELITIAN ADALAH PENELITIAN KUALITATIF.
JIKA DATA YANG DIGUNAKAN ADALAH DATA ANGKA, MAKA PENELITIAN YANG DIGUNAKAN ADALAH KUANTITATIF

3.       TUJUAN DAN KEGUNAAN.


III.       PENDEKATAN DALAM PENELITIAN

APPROACH BUKAN METODE PENELITIAN TETAPI KERANGKA BERFIKIR YANG MELANDASI METODE PENELITIAN YANG DILAKUKAN.
JADI PENDEKATAN PENELITIAN ADALAH KONSEP PEMIKIRAN YANG DIGUNAKAN DALAM LINGKUP PENELITIAN.

MISALNYA,  PENELITIAN TENTANG RENDAHNYA MINAT SISWA BELAJAR MATEMATIKA. METODE PENELITIANNYA ADALAH KUALITATIF, DESKRIPTIF. PADA PENELITIAN INI DAPAT DIGUNAKAN PENDEKATAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN UNTUK MEMEBANTU MEMAHAMI KONSEP MINAT SISWA.

HARUS DIINGAT BAHWA KONSEP PEMIKIRAN YANG DIMAKSUDKAN TIDAK DIJELASKAN EKSPLISIT ATAU DIURAIKAN, KEBANYAKAN HANYA DICANTUMKAN DALAM BENTUK SUBBAHASAN PENDEKATAN PENELITIAN. NAMUN PENDEKATAN PENELITIAN HARUS SESUAI DENGAN KAJIAN PUSTAKA/TEORI YANG MELANDASI PEMECAHAN MASALAH.

JANGAN SAMPAI TERJADI PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN ADALAH SOSIOLOGI PENDIDIKAN PADAHAL MASALAH PENELITIAN ADALAH APAKAH TERDAPAT EFEKTIFITAS METODE LINGKARAN BESAR LINGKARAN KECIL. (UJI HIPOTESIS). SEHARUSNYA PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN ADALAH PENDEKATAN DESAIN PEMBELAJARAN .

MESKIPUN DEMIKIAN, PENDEKATAN SERING DITENTUKAN SECARA UMUM, SEPERTI PENDEKATAN SOSIAL, PENDEKATAN PENDIDIKAN, P[ENDEKATAN AGAMA DLL…
SEBAIKNYA PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN DINYATAKAN SECARA SPESIFIK SEHINGGA TIDAK MENIMBULKAN BIAS PEMIKIRAN.

IV.       RANCANGAN PENELITIAN
DISEBUT JUGA DESAIN PENELITIAN. DESAIN PENELITIAN BERBEDA DENGAN LAPORAN PENELITIAN (SKRIPSI, TESIS, DISERTASI, LAPORAN). DESAIN PENELITIAN MERUJUK KEPADA PROSEDUR DAN LANGKAH PENELITIAN YANG DIGUNAKAN. UMUMNYA MENGACU KEPADA PARADIGMA PENELITIAN YANG DIGUNAKAN.
DESAIN PENELITIAN TERMUAT DALAM RANCANGAN PROPOSAL PENELITIAN.
DESAIN PENELITIAN KUALITIATIF SEPERTI PRIAMIDA BIASA, SEDANGKAN RANCANGAN PENELITIAN KUANTITATIF SEPERTI PIRAMIDA TERBALIK. MAKSUDNYA ADALAH KUALITATIF  TIDAK MENUNTUT RANCANGAN YANMG RIGID (KAKU) CUKUP MEMUAT FOKUS PENELITIAN YANG JELAS KARENA AKAN BERKEMBANG DALAM PROSES PENELITIAN. SEDANGKAN KUANTITATIF MENUNTUT ADANYA KEJELASAN SEMENJAK AWAL PENELITIAN KARENA PROSES PENELITIAN HANYA BERURUSAN DENGAN INSTRUMEN PENELITIAN YANG TELAH DIANGGAP ABSAH.

KUALITATIF                                                                                                            KUANTITATIF


 







NAMUN HARUS DIINGAT BAHWA APAPUN JENIS PENELITIANNYA, DESAIN PENELITIAN HARUS MEMUAT URAIAN METODE PENELITIAN SECARA JELAS DAN DISERTAI DENGAN INSTRUMEN PENELITIANNYA.
BIASANYA DALAM PROPOSAL PADA BAB 3.
SEDANGKAN URAIAN DARI RANCANGAN TERSEBUT MENYESUAIKAN DENGAN PEDOMAN PELAPORAN YANG BERLAKU.

RUMUSAN PERTANYAAN TIDAK MENGIKAT DAN TIDAK MENJADI DASAR PENENTUAN DARI METODE PENELITIAN.
MISALNYA ADA KEKELIRUAN DALAM MEMAHAMI PERTANYAAN BAGAIMANA PROSES PEMBELAJARAN? METODE KUANTITATIF DAPAT MENJAWAB PERTANYAAN TERSEBUT MELALUI ANALISIS DATA DESKRIPTIF MESKIPUN TIDAK SEDALAM KUALITATIF. JADI TIDAK MESTI MENAMBAHKAN INSTRUMEN WAWANCARA SEBAGAIMANA DALAM KUALITATIF. BISA DILAKUKAN MELALUI LEMBAR OBSERVASI ATAU STATISTIK DESKRIPTIF. PROSES PEMBELAJARAN BISA DIURAIKAN DENGAN MENJELASKAN RATA-RATA BELAJAR, DISIPLIN, RATA-RATA NILAI, FREKUENSI BELAJAR DAN LAIN-LAIN.
BEGITU JUGA SEBALIKNYA KUALITIATIF DAPAT MENJAWAB PERTANYAAN KUANTITATIF MELALUI DATA DOKUMENTASI MESKIPUN TIDAK MENGUJI HIPOTESIS. SEPERTI PENGARUH BELAJAR AKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR. BISA DICANTUMKAN DOKUMENTASI NILAI BELAJAR YANG MENINGKAT DARI NILAI SEBELUMNYA. INI MEMPERKUAT DATA WAWANCARA MENDALAM. HAL INILAH YANG MENJADI DASAR DARI MIXED RESEARCH, MESKIPUN TIDAK DIJELASKAN SECARA JELAS.

HANYA SAJA PENELITIAN TERSEBUT TETAPLAH DIKATEGORIKAN KEPADA DESAIN AWAL APAKAH DIA KUALITATIF ATAUPUN KUANTITATIF.
JIKA INGIN MENGGUNAKAN PENELITIAN GABUNGAN, MAKA JUGA HARUS DITETAPKAN SEMENJAK AWAL.

KEMUDIAN DALAM HAL PENELITIAN KUANTITATIF, ADA KEKELIRUAN MEMAHAMI KONSEP TEORI ATAU HIPOTESIS.
SEBAGIAN MENGANGGAP HIPOTESIS DIBANGUN MELALUI AZAS PERKIRAAN SEMATA. PADAHAL HIPOTESIS YANG KALIMATNYA SEDERHANA 2 ATAU 3 BARIS ITU DIBANGUN MELALUI KAJIAN TEORI BIASANYA PADA BAB II KAJIAN TEORI/PUSTAKA.
SEBAGIAN MAHASISWA KHUSUSNYA MENGANGGAP TEORI HANYA SEKEDAR PELENGKAP, PADAHAL PENELITIAN APAPUN DAN TERUTAMA KUANTITATIF HARUS DAN WAJIB DIBANGUN MELALUI TEORI YANG KUAT.
ALBERT EINSTEIN MENGATAKAN BAHWA SEBENNARNYA PENGETAHUAN YANG KITA JALANI ADALAH REDUPLIKASI DARI TEORI SEPANJANG ZAMAN.
MAKANYA JANGAN MENGAJUKAN HIPOTESIS JIKA TEORI YANG ANDA AJUKAN LEMAH. TERMASUK DALAM PENULISAN NANTINYA RUJUKAN YANG DIGUNAKAN TIDAK RELEVAN DAN DITOLAK DALAM PRINSIP ILMIAH MISALNYA MENGGUNAKAN RUJUKAN BLOGSPOT ATAU WORDPRESS. ATAU BUKU STENSILAN. DAN BAHKAN JUMLAH RUJUKAN HARUSLAH MEMADAI DAN REPRESENTATIF/RELEVAN.

TIDAK ADA SIGNIFIKANSI DARI DATA YANG DIANALISIS JIKA HIPOTESIS YANG DIBANGUN TIDAK DIDUKUNG OLEH TEORI YANG KUAT.

Jumat, 02 November 2012

Pemimpin dan Teladan

Pemimpin adalah orang yang didahulukan selangkah ditinggikan seranting. pemimpin adalah orang pertama dan terakhir, ia mengeluarkan pagi dan memasukan sore. pemimpin adalah orang yang dihukum dulu sebelum berbuat (ke atas tak berpucuk, ke bawah tak berakar dan ditengah digirik kumbang). pemimpin adalah orang yang memandang gajah di depan mata dan tak melihat tungau di seberang lautan. pemimpin adalah tongkat bergantung banyak orang ketika miring hendak terjatuh.Pemimpin adalah yang digugu dan ditiru..

dan... Pemimpin adalah orang pertama yang diminta pertanggungjawabannya tentang apa yang dipimpinnya.

Itulah konsep idealnya yang tertuang dalam adat dan agama sebagaimana dipahami ditengah masayarakat Indonesia..Tapi.. pemimpin hari ini adalah pemimpin politik yang culas, pemimpin yang memerintah, pemimpin yang berpangkat, pemimpin yang bertahta, pemimpin yang bersandiwara..hal inilah yang menyebabkan krisis kepemimpinan dan keteladanan. tak jelas siapa pemimpin dan siapa yang dipimpin. yang tampak hanyalah perlambang dan simbol pemimpin semata.
dalam segi kehidupan dapat digambarkan krisis kepemimpinan seumpama; kepala keluarga tak punya keluarga, guru tak punya murid, ulama tak punya umat, pejabat tak punya bawahan, politisi tak punya partai, jenderal tak punya pasukan dan presiden tak punya rakyat.
lihatlah prilaku yang disebut pemimpin simbolik hari ini. ketika ada persoalan masyarakat semua lari menyelamatkan diri sendiri. konflik sosial terus terjadi merata hampir di seluruh daerah. kepercayaan kepada lembaga masyaarakat, negara dan hukum menjadi berkurang dan bahkan nyaris hilang.
dalam pemahaman masayarakat religius agrikultural sebagaimana di sebutkan di awal, memang menganggap pemimpin adalah simpul dan segala urusan kemasyarakatan, tidak heran bahkan ada yang menjelmakan sebagai titisan sang kuasa, sang dewata atau juru selamat atau ratu adil. kita tidak terjebak kepada mitologi seperti itu. tapi maknanya demikian adanya dalam sistem ideologi masyarakat kita hari ini.
dapat dibuktikan bahwa perubahan sosial di tengah masyarkat kita berjalan liner dengan kemampuan sebuah kepemimpinan dan keteladanan. meskipun masyarakat kita hari ini digiring ke arah demokrasi, tapi kenyataannya demokrasi tak mampu menggeser makna pemimpin dalam sistem ideologi masayrakat. masayarakat tak begitu peduli dengan program, tak peduli dengan partai, ideologi, dan sebagainya dalam atribut demokrasi. yang mereka tahu adalah pemimpin dalam kenyataan, yang hidup di tengah masyarakat.

pemimpin dan teladan masih menjadi harapan untuk sebuah perubahan. bukan sistem yang bersalah, bukan rakyat yang bersalah, tapi pemimpin yang mengkhianati sumpah. itulah akar dari masalah.
seribu satu macam teori dan kebaikan dari sistem yang dibuat tak akan mampu merubah keadaan tanpa adanya kepemimpinan dan keteladanan. sebaliknya meskipun sistem amburadul dan teori lemah namun dilaksanakan oleh kepemimpinan dan keteladanan, sistem tersebut akan berubah seiring dengan perubahan keadaan masyarakat. pemimpin dan teladan adalah harapan kita...