A. PENGANTAR.
Penilaian dalam
pembelajara sangat penting, karena penilaian merupakan komponen dari sistem
pembelajaran. Pencapaian tujuan pembelajaran diketahui melalui penilaian.
Banyak metode dan model dalam penilaian. Namun secara umum mengacu kepada dua
model yaitu penilaian konvensional dan penilaian alternative. Penilaian
konvensional atau penilaian model lama yang telah dikenal selama ini
menitikberatkan pada aspek tes tertulis (paper
and pencil test). Sedangkan penilaian alternative menitikberatkan pada
penilaian proses. Dalam tulisan ini akan dibahas isu berkaitan dengan asesmen
alternative. Sistimatika penulisan terdiri lima bagian yaitu pertama pengantar,
kedua isu kritis tentang asesmen alternative, ketiga konsep dasar (pengertian)
bagian keempat pembahasan dan kelima kesimpulan.
B.
ISU KRITIS TENTANG ASESMEN ALTERNATIF
1.
Apakah
Asesmen Alternatif Menghilangkan Asesmen Konvensional?
2.
Apakah
Asesmen Alternatif Harus Berdasarkan Proses Evaluasi Yang Benar?
3.
Apakah
Asesmen Alternatif Diharuskan Dalam Implementasinya Bagi Pendidik?
C.
KONSEP DASAR
1. Pengertian Asesmen
Asesmen Menurut
Blaustein, D. et al. dalam Sudjana (2008:45) “Asesmen adalah proses
mengumpulkan informasi dan membuat keputusan berdasarkan informasi itu”. Penilaian
tidak hanya ditujukan pada penguasaan salah satu bidang tertentu saja,
me-lainkan menyeluruh dan mencakup aspek kognitif, afektif maupun
psiko-motorik. Hal ini sejalan dengan pandangan Colin (1991: 3), bahwa: "Assessment
as a general term enhancing all methods customarily to ap-praise performance of
individual pupil or a group. It may refer to abroad appraisal including many
sources of evidence and many aspects of a pu-pil's knowledge, understanding,
skill and attitudes.
Sedangkan menurut Nana Sudjana
(1989:220), penilaian adalah proses untuk menentukan nilai dari suatu obyek
atau peristiwa dalam suatu konteks situasi tertentu, dimana proses penentuan
nilai berlangsung dalam bentuk interpretasi yang kemudian diakhiri dengan suatu
"Judgment".
Penilaian tidak sama dengan pengukuran,
namun keduanya tidak dapat dipisahkan, karena kedua kegiatan tersebut saling
berhubungan erat. Untuk dapat mengadakan penilaian perlu melakukan pengukuran
terlebih dahulu (Suharsimi Arikunto, 1991: 1). Pengukuran dapat diartikan
sebagai pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu yang
didasarkan pada aturan atau formulasi yang jelas (Asmawi Zainul, 1992: 13).
Dari hasil pengukuran akan diperoleh skor yang menggambarkan tingkat
keberhasilan belajar siswa berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
Lebih lanjut, berikut adalah
penjelasan dari buku Penilaian Kelas pada Kurikulum 2004 tentang beberapa
istilah yang sering terkait dengan penilaian (Depdiknas, 2004:11-12).
"Banyak orang mencampuradukkan pengertian antara evaluasi, pengukuran
(measurement), tes, dan penilaian (assessment), padahal keempatnya memiliki
pengertian yang berbeda. Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat
apakah suatu program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum,
berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya.
Evaluasi berhubungan dengan keputusan nilai (value judgement). Penilaian
(assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat
penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar siswa
atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa. Penilaian menjawab pertanyaan
tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang siswa. Pengukuran
(measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi
numerik dari suatu tingkatan di mana seorang siswa telah mencapai karakteristik
tertentu. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif
dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan
dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut. Tes adalah
cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada siswa pada waktu dan
tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang
jelas."
Penilaian berdasarkan kepada patokan
atau kriteria yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
2. Pengertian
asesmen Alternatif
Asesmen
alternatif diartikan sebagai pemanfaatan pendekatan non-tradisional untuk mengakses
kinerja atau hasil belajar peserta didik.
Adapun yang dimaksud dengan asesmen
alternatif (alternative assessment) adalah segala jenis bentuk asesmen diluar
asesmen konvensional (selected respon
test dan paper-pencil test) yang lebih autentik dan signifikan mengungkap
secara langsung proses dan hasil belajar siswa. Herman (1997) memberikan semboyan
khusus bagi asesmen alternatif dengan ungkapan "What You Get is What You
Assess" (WYGWYA). Dalam beberapa literatur, asesmen alternatif ini
kadang-kadang disebut juga asesmen autentik (authentic assessment), asesmen
portofolio (portfolio assessment) atau asesmen kinerja (performance
assessment).
D.
PEMBAHASAN
1.
Apakah Asesmen Alternative
Menghilangkan Asesmen Konvensional? Jawabannya adalah tidak sama sekali.
Alasannya adalah:
a.
Asesmen
Alternatif Melengkapi Asesmen Konvensional
Asesmen
alternatif tidak menghilangkan asesmen dengan metode paper and pencil test,
tetapi merupakan bentuk asesmen lain yang dapat mengukur kemampuan peserta
didik yang tidak dapat dijangkau dengan penilaian konvensional. Asesmen alternatif
diartikan sebagai pemanfaatan pendekatan non-tradisional untuk mengakses
kinerja atau hasil belajar peserta didik. Ada kalanya asesmen alternatif juga
dapat disebut dengan asesmen otentik atau asesmen kinerja Berdasarkan hubungan antar unsure
dalam penilaian, asesmen alternatif merupakan bagian dari instrument
pengukuran. (lihat hand out Isu Kritis dalam penelitian dan Evaluasi
Pendidikan).
objek
|
Pengukuran
|
Data
|
Analisa
|
Instrumen
|
KEPUTUSAN
|
Tindak Lanjut
|
Dalam
mengumpulkan informasi pendidik biasanya menggunakan paper and pencil test atau
disebut dengan asesmen formal atau asesmen konvensional. Disebut demikian
karena metode inilah yang biasa digunakan oleh guru. Metode paper and pencil
test hanya dapat mengukur kemampuan kognitif peserta didik namun belum dapat
mengukur hasil belajar peserta didik secara holistic.
Tes
tertulis (paper and pencil test) yang sudah biasa dilakukan oleh guru ini tidak
mampu mengukur kemampuan hasil belaja peserta didik secara keseluruhan dengan
kata lain tes ini hanya mampu mengukur kemampuan kognitif peserta didik saja
sehingga tidak dapat menilai secara holistik atau menyeluruh.
Dengan
kata lain, asesmen alternatif tidak menghilangkan peran dari asesmen
tradisional tetapi sebagai suplemen atau pelengkap sehingga kemampuan hasil
belajar peserta didik dapat dideskripsikan secara holistik.
Table
1. Perbandingan asesmen alternatif dengan konvensional
Asesmen Alternatif
|
Tes Konvensional
|
o
Mementingkan
kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuannya menjadi unjuk kerja yang
dapat diamati atau produk yang dihasilkan
o
Membutuhkan
waktu yang banyak untuk membuat dan melaksanakan tetapi menghasilkan format
penilaian yang dapat digunakan berulang-ulang pada siswa yang sama atau siswa
baru
o
Memungkinkan
untuk mendiagnosis dan meremidiasi kinerja siswa dan memetakan kemajuan siswa
sepanjang waktu
o
Memfokuskan pembelajaran pada unjuk kerja siswa
|
1.
Lebih mengutamakan pemahaman konsep siswa
2. Membutuhkan
waktu yang banyak untuk pelaksanaannya lebih cepat dan dapat digunakan untuk
siswa dengan jumlah banyak secara serentak, tetapi digunakan hanya sekali
untuk sekelompok siswa
3. Memungkinkan
untuk mendiagnosis dan meremidiasi kinerja siswa tetapi hanya untuk soal
uraian terbuka (open
ended)
4. Memfokuskan
pembelajaran pada materi pelajaran
|
Berdasarkan
table di atas, maka dipahami bahwa asesmen alternatif dan asesmen konvensional
saling melengkapi sesuai dengan tujuan dari peniliaian yang hendak dilakukan.
b. Penilaian meliputi kompetensi yang luas
dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Di
samping itu, Pelaksanaan Kurikulum yang berbasis kompetensi menghendaki adanya
perubahan kegiatan pembelajaran di kelas, baik dalam cara guru mengajar maupun
dalam melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa. Dengan penekanan pada
penguasaan kompetensi, maka jenis penilaian juga harus disesuaikan dengan
kekhasan masing-masing kompetensi. Bentuk penilaian yang sama (model pilihan
ganda) untuk menilai semua mata pelajaran yang selama ini digunakan oleh guru
tidak bisa digunakan untuk menilai kompetensi yang beragam. Penilaian kelas
merupakan salah satu pilar dalam kurikulum berbasis kompetensi. Penilaian kelas
adalah proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk pemberian
nilai terhadap hasil belajar siswa berdasarkan tahapan kemajuan belajarnya
sehingga didapatkan potret/profil kemampuan siswa sesuai dengan daftar
kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Penilaian kelas dilaksanakan secara
terpadu dengan kegiatan belajar-mengajar dilakukan baik dalam suasana formal
maupun informal, di dalam kelas, di luar kelas, terintegrasi dalam kegiatan
belajar-mengajar atau dilakukan pada waktu yang khusus. Penilaian kelas
dilaksanakan melalui berbagai cara, seperti tes tertulis (paper and pencil
test), penilaian hasil kerja siswa melalui kumpulan hasil kerja (karya) siswa
(portofolio), penilaian produk 3 dimensi, dan penilaian, unjuk kerja
(performance) siswa. Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan
melalui langkah-langkah perencanaan, pengumpulan informasi melalui sejumlah
bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar siswa, pelaporan, dan
penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa.
Bagan Struktur pembelajaran
EVALUASI
|
PROSEDUR PEMBELAJARAN
|
TUJUAN PENGAJARAN
|
ENTERING BEHAVIOUR
|
BALIKAN
Sumber: handout
Prof.Dr. Imam Soedikun
2.
Apakah Asesmen Alternatif Harus
Berdasarkan Proses Dan Prosedur Evaluasi
Yang Benar?
Jawabannya Adalah Ya. Asesmen
Alternatif Adalah Instrumen Ukur Non Tes
Dari Evaluasi Yang Harus Sesuai Dengan Proses Dan Prosedur Evaluasi
Meta Evaluasi
|
Perancangan
(design) evaluasi
|
Penentuan tujuan
evaluasi
|
Pengumpulan data
|
Pengembangan
instrument evaluasi
|
Analisis dan
interpretasi data
|
Tindak lanjut
|
Mengapa evaluasi ini dilakukan
|
· Pendekatan model evaluasi apa
yang akan dipakai
· Siapa yang menjadi evaluator
· Jadwal evaluasi
· Teknik & instrument
pengumpulan data
· Anggaran
|
·
Kesesuaian instrument dengan jenis data yang
dicari
·
Perlu uji coba instrumen
|
· Sifat data kuantitatif?kualitatif?
· Data sudah tersedia tertulis?
· Siapa respondennya?
· Dimana data tersedia?
· Kapan pengumpulan data dilakukan?
|
·
Proses data secara manual atau computer?
·
Siapa yang membaca dan menafsirkan hasil
evaluasi?
|
·
Hasil evaluasi ini untuk apa?
·
Apakah hasil evaluasi sudah objektif dan absah?
|
Sumber: hand out Prof.Dr. Imam Sodikoen
Dari
bagan meta evaluasi di atas, dipahami bahwa proses penilaian di awali oleh
penentuan tujuan evaluasi dan diakhiri dengan tindak lanjut. Proses evaluasi
merupakan proses yang terintegrasi dan harus menyesuaikan antar komponen.
Secara
prinsip dapat dipahami bahwa penggunaan jenis asesmen bergantung kepada objek
apa yang hendak dinilai, data yang bagaimana hendak dikumpulkan, tindak
lanjutnya bagaimana dan seterusnya. Kesesuaian ini merupakan hubungan antar unsure dalam
penilaian. Asesmen alternatif adalah bagian dari instrument ukur yang harus
memiliki kesesuaian secara prosedur dan proses evaluasi.
Asesmen
alternatif merupakan instrument ukur non tes untuk mengukur kemampuan afektif
dan psikomotor dari peserta didik.
3.
Apakah Pendidik/Guru Harus Menggunakan
Asesmen Alternatif? Jawabannya Adalah Ya. Alasannya;
Apabila
perubahan kurikulum di Indonesia ditelaah lebih jauh, maka dapat dipahami
perubahan tersebut tidak hanya dipandang sekedar penyesuaian substansi materi
dan format kurikulum dengan tuntutan perkembangan zaman, tetapi juga pergeseran
paradigma. Selanjutnya implikasi dari diterapkannya standar kompetensi adalah
proses asesmen yang dilakukan oleh guru baik yang bersifat formatif maupun
sumatif harus menggunakan acuan kriteria. Dengan demikian dalam melakukan
asesmen guru memerlukan instrumen selain paper
and pencil test, artinya diperlukan asesmen yang lain atau alternatif.
Kenyataan di lapangan bahwa banyak
guru yang masih menggunakan asesmen tradisional daripada asesmen alternatif. Tes
sering dijadikan sebagai satu-satunya alat pengambil keputusan tentang siswa
pada pembelajaran. Padahal seluruh hasil belajar tidak dapat dinilai hanya
menggunakan tes saja. Tes tradisional (objective test) tidak dapat digunakan
untuk menilai penalaran ilmiah yang mendalam.
Secara umum Alasannya pendidik kurang
menggunakan asesmen alternatif adalah pengkonstruksiannya sulit dan waktu
penskorannya juga memakan waktu yang cukup lama. Namun demikian, asesmen
alternatif harus ditegakkan [walaupun tidak mudah]. Hal ini sejalan dengan
kurikulum KTSP yang lebih menitikberatkan pada pengembangan kompetensi anak
didik, mulai dari learning to know sampai dengan learning to live
together, seperti yang telah diungkapkan oleh UNESCO.
E. KESIMPULAN.
1. Asesmen Alternatif tidak menghilangkan
asesmen konvensional dengan alasan; A. asesmen alternatif meleengkapi asesmen
konvensional. B. penilaian meliputi kompetensi dari aspek kognitif,afektif dan psikomotor,
2. Asesmen Alternatif harus berdasarkan
pada proses evaluasi yang benar
3. Asesmen Alternatif menjadi keharusan
bagi pendidik.
Rujukan
Asmawi,
Z. dan Nasution, N. (1994). Penilaian
Hasil Belajar. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud
Sudijono,
Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sudjana,
Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses
Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Imam
Soedikun, Handout Isu Kritis Dalam
Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan
Kepada Yth.
BalasHapusCEO / PEMILIK PERUSAHAAN / HRD / SDM / KEPEGAWAIAN
Semangat Pagi !!!
Disini kami bisa membantu Perusahaan Instansi Bapak Ibu untuk
MEMETAKAN, MENGANALISA, MEMBEDAH, MENYINGKAP & MENGUNGKAP tabir Rahasia POTENSI dan KARAKTER dalam hal KOMPETENSI PEKERJAAN setiap karyawan dan pegawai secara DETAIL, CEPAT & AKURAT. Sehingga karyawan dapat bekerja sesuai dengan PASSION nya wal hasil akan maksimal dalam bekerja dibidangnya (on The Right Man On The Right Job).
Untuk selengkapnya silahkan hubungi kami di HP 0813 98 515657, 0858 90 333459, 0817 91 85625 atau buka di website kami www.gfast.id
Salam
Tim Gfast Indonesia