Rekrutmen PNS (Pegawai Negeri Sipil)dan Kinerja Birokrasi ..
Menarik sekali apa yang disampaikan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) beberapa waktu lalu. Beliau mengatakan bahwa salah satu penyebab kurang optimalnya biokrasi adalah karena rendahnya kualitas rekrutmen PNS. kita sangat sepakat dengan ucapan menteri ini. oleh karena melihat berbagai fakta selama waktu terakhir ini dalam proses rekrutmen PNS dan evaluasi kinerja birokrasi. pertanyaan kita adalah bagaimana hubungan rendahnya rekrutmen PNS dengan kinerja birokrasi? bagaimana pula rekrutmen PNS yang rendah tersebut? apa solusi terbaik?
hubungan rekrutmen atau penerimaan atau pengangkatan PNS dengan kinerja birokrasi sangat jelas. birokrasi dengan sistem dan perangkatnya dijalankan oleh manusia yang mengerti dan memahami birokrasi. namun manusia tersebut juga dituntut adanya karakter pribadi yang kuat untuk menjalankan birokrasi. karakter dan pribadi yang kuat ditunjukkan oleh komitmen kerja, disiplin, dan prestasi. Komitmen kerja ditunjukkan oleh ketulusan, kejujuran, tanggung jawab dan prilaku keteladan serta bebas dari amoral. disiplin ditunjukan oleh semangat kerja, kepatuhan kepada aturan, kualitas dan kuantitas kerja. sedagkan prestasi ditunjukan oleh kreatifitas, pencapaian target dan keberhasilan kerja.
bila melihat kenyataan, terlihat bahwa kinerja tersebut jauh dari konsep ideal. praktek kecurangan, pegwai malas, pelayanan kantor yang seadanya, pencapaian target rendah dan sebagainya..
faktor utama adalah PNS yang menjadi tiang penggerak dari birokrasi. jika PNSnya memiliki karakter sebagaimana disebutkan di atas maka akan mengahsilkan birokrasi yang baik. tetapi sebaliknya jika PNS yang diangkat adalah PNS yang tidak memiliki karakter seperti disebutkan di atas, maka nyatalah apa yang kita saksikan hari ini..pelayanan birokrasi mulai dari tingkat terendah (kantor desa/lurah sampai istana).
penyebab dari PNS yang berkarakter rendah adalah dikarenakan pola dan proses rekrutmen PNS yang bermasalah. akhir-akhir ini bukan rahasia umum lagi bahwa untuk menjadi PNS seseorang harus menyediakan uang ratusan juta (Rp 100 jt, 150 jt). salah satu tulisan di harian kompas menyebutkan cerita seorang bapak yang meminjam uang 100 jt kepada temannya untuk membayar panitia penerimaan PNS agar anaknya lulus menjadi PNS. begitu pula adanya nepotisme keluarga pejabat..
pola rekrutmen PNS yang bermasalah dapat digambarkan sejak proses pengajuan formasi dan jumlah pengangkatan PNS pada satu unit birokrasi. formasi yang diajukan kebanyakan tidak melalui pengakajian analisis kebutuhan sebagaimana diatur dalam undang-undang. kebanyakan formasi adalah titipan atau pesanan kalangan tertentu..begitu pula persoalan jumlah. kemudian proses berikutnya melibatkan adanya penjatahan dikalangan penjabat baik daerah maupun nasional. penjatahan tersebut menyisakan 10 % untuk kelulusan murni dari tes. selebihnya adalah titipan. titipan tersebut berasal dari keluarga sendiri para pejabat dan titipan dari masyarakat yang menyuap dengan sejumlah uang.
adaanya kasus makelar atau penipuan PNS di berbagai daerah yang terungkap merupakan fakta adanya kecurangan dalam proses rekrutmen PNS.
Kita berharap jika pemerintah betul-betul meningkatakan birokrasi, haruslah pola rekrutmen PNS ini ditangani secara serius. karena meskipun kebijakan dan program pemerintah bagus, tetapi tidak didukung oleh kinerja PNS yang baik maka kebijakan dan program tersebut hanya tinggal konsep dan janji semata.
kita mendukung langkah pemerintah untuk mengkaji ulang rekrutmen PNS ini semoga lebih baik.
semoga rekrutmen PNS tidak lagi ada kecurangan, ketidakadilan dan pembodohan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar