Selasa, 28 April 2009

La Amor..(ending)

Masih ingat kisah putri dan pemuda yang mencari cinta sejati?...mungkin anda penasaran bagaimana Kelanjutan dari kisah tersebut. Terakhir dikisahkan bahwa sang putri ternyata tidak meninggal dibunuh oleh perampok sebagaimana dugaan banyak orang dan termasuk juga perkiraan dari ketiga pemuda. Pada pertemuan di rumah kepala dusun, sang putri dihadapkan lagi pada pilihan sulit . Sebab ketiga pemuda itu memperlihatkan prilaku dan kesungguhan untuk mendapatkan sang puteri.
Setelah mendengarkan pemaparan tentang apa yang dilakukan ketiga pemuda setelah kepergiannya, maka sang putri dipersilahkan untuk menentukan pilihannya. Semua berdebar terutama ketiga pemuda. Tapi sang puteri setelah berbincang dengan ayahnda, ibunda dan pemuka dusun, menjadi terlihat sumringah dan sangat berbeda dengan keadaan pada saat menentukan pilihan kali pertama. Sekarang adalah kali kedua sang puteri menentukan pilihannya. Seakan tanpa memiliki beban sedikitpun serta telah yakin dengan pilihannya. Sang puteri menghela nafas sejenak sambil tersenyum manis dengan pipi tersipu merah. Angin sepoi-sepoi menerpa rambut panjangnya.. Terlihat keanggunan dan keindahan yang terpancar dari wajah dan sikapnya. Sinar bening dari tatapan lembut bola mata indahnya..serasi dengan goresan alis mata yang berjejer indah di atas relung matanya..Kemudian suasana hening seketika.
Tubuh rampingnya bertumpu pada lipatan anggun kedua kakinya yang bertelekan layaknya seorang wanita sedang duduk..Semua mata tertuju pada keindahan sang puteri..kekaguman terpatri di benak semua yang hadir..terpana dan terpesona.Bibir sang puteri perlahan terbuka, sejurus kemudian terdengarlah suara halus, merdu dan dengan nada lembut dari sang puteri..
"Saya telah menentukan pilihan pemuda yang akan menjadi pendamping hidupku.."kata puteri lembut. "Ketiga pemuda yang melamarku adalah orang pilihan pula yang sangat baik"..sang puteri berhenti sejenak.
"Namun...." lanjut sang puteri dengan suara tertahan. " Saya tidak mungkin menjadikan ketiganya sebagai pendamping hidupku..meski demikian aku sangat menghargai ketulusan ketiga pemuda ini"...
"Harapanku...jika aku harus memilih salah satu dari mereka bertiga, maka kedua pemuda lainnya tetaplah menjadi bagian dari hidupku sebagai saudara, layaknya saudara kandung"..Janganlah karena pilihanku ini menjadikan hidup kita terbelenggu oleh api kekecewaan dan dendam. Yang pada akhirnya menjadikan kita bermusuhan dalam hidup kita.."
"Saya menganggap meski ketiga pemuda mencintai saya, tapi nilai dan makna cinta yang ditunjukkan sangatlah berbeda dengan apa yang saya pahami tentang cinta sesungguhnya.."
cinta bagi saya adalah cinta tanpa pamrih yang tidak mendasarkan pada pikiran atau kenyataan.." sang puteri diam.. semua menjadi terpaku pada sang puteri...sekian lama terdiam dan tertunduk..membuat orang resah tentang siapa yang dipilih oleh sang puteri..
Akhirnya ayahnda sang puteri menyapa," Silahkan lanjutkan wahai puteriku..."
" Baik ayah,.." jawab puteri dengan sopan.
" Antara harapan dan kenyataan sangatlah berjarak dan tak mungkin bersepadan seutuhnya..kita hanya bisa mempersempit jarak diantara keduanya.."
"Kita tidak akan pernah memperoleh semuanya...dan kita tidak akan pernah menjadi sempurna, meskipun terasa sulit dan pahit.."
"Termasuk juga pilihanku ini..bisa saja bagi sebagian orang adalah keliru, atau sebagian menyalahkan saya.."
"Tidak,.. wahai saudara sekalian.."ucap puteri dengan suara tegas.
"Setiap kita harus menentukan pilihan..dan hendaklah pilihan itu sekaligus merupakan kejujuran tertinggi yang pernah kita miliki.."

"Pilihan yang tidak jujur hanya akan menjadikan penderitaan dalam hidup ini.."
"Hidup yang kita jalani bisa singkat dan terasa panjang melelahkan jika menjalaninya bersama pilihan yang salah.."
"Tapi Tuhan sebenarnya tidak serta merta pula memberikan kita pilihan yang jujur dan benar.." setiap kita diberikan beberapa pilihan yang keliru untuk satu pilihan yang benar.."
"Wahai saudara sekalian...adapun pemuda I, mencintai saya sepenuh hati.. namun apa yang diperihatkannya setelah saya dikatakan meninggal adalah sikap dan prilaku seorang yang bertanggung jawab terhadap apa yang dimilikinya..layaknya tanggung jawab ayah terhadap anaknya dan atau sebaliknya..cinta yang dipunyai oleh pemuda I adalah cinta yang didasari oleh kewajiban, karena kewajibanlah yang menyebabkan dia mencintai saya.. ya, karena kewajiban..karena kewajiban"
"Melakukan sembahyang, menguburkan dan menyelesaikan hutang piutang serta urusanku selama hidup adalah kewajiban bagi orang yang masih hidup..Pertimbangan adalah utama baginya dan sanggup melupakan keinginannya.."

'Pemuda I telah menunjukan cinta sebatas kewajiban semasa hidup..Pertimbangannya adalah kehormatan keluarga bagi orang banyak.."
....Saudara sekalian.. Sedangkan pemuda II, mencitai saya sepenuh hati pula.Ia memperlihatkan prilaku yang berbeda, cinta yang dia yakini terhadapku adalah cinta terhadap apa yang ada. Jika saya ada maka itulah cintanya..sehingga ia rela berjuang mati-matian mencari saya.. ia tidak bisa menerima kenyataan bahwa saya tidak ada.. Akalnya memenuhi seluruh relung hidupnya.."
..Kemudian puteri diam mengambil nafas..
"adapun Pemuda III, mencintai saya sepenuh hati pula. ia memperlakukan aku seperti hidup, meski aku tidak ada. Ia berbicara dan bermesra denganku di tepi sungai yang biasa aku mandi bersama teman-temanku..meski dianggap orang lain ia telah gila..Ia tak peduli apakah aku telah mati, hidup dan atau entah dimana...ia mencintai aku sepanjang hidupnya..tanpa alasan dan tanpa ada kemungkinan. ia tidak perduli dengan apa yang dikatakan orang..cintanya adalah apa yang ia rasakan dari lubuk hati terdalamnya..keikhlasannya tumbuh bersamaan dengan cinta di hatinya..sehingga walaupun saya mati..walaupun saya hidup atau walaupun saya menolaknya..ia cinta dan ikhlas.."
"Apa yang diperlihatkan oleh Pemuda III itulah cinta sesungguhnya..la amor nest pas parce que..mais malgre..cinta bukan karena, tetapi walaupun.. ya.. walaupun miskin, kaya, cantik, jelek, gagah, atau apapun yang dikatakan orang, atau apapun yang terjadi pada dirinya, atau apapun yang akan terjadi pada diriku..aku tetap cinta." bukan karena kewajiban, bukan karena hasrat, bukan karena ingin memiliki, bukan karena pertimbangan orang lain, bukan demi kehormatan..atau karena yang lainnya"
saya menjatuhkan pilihan saya pada dengan tulus ikhlas pula menjatuhkan pilihan saya pada pemuda yang ketiga..
"sekali lagi saya harap semua dapat menerima dengan lapang dada, meski terlalu sulit untuk dilupakan, meski terlalu pahit untuk dikenang.."
Sang puteri mengakhiri ucapannya..
Singkat cerita, dilangsungkanlah pernikahan antara sang puteri dengan pemuda III..

demikianlah cerita ini ditulis untuk menjadi renungan kita semua..bahwa begitu pula hendaknya kita mencintai..

1 komentar:

  1. Assalamualaikum.....
    So sweet banget ceritanya,Ditunggu ya cerita romantis lainnya.

    BalasHapus