REKRUTMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DAN MASA DEPAN BIROKRASI INDONESIA
I.
Beberapa hari yang lalu tepatnya tanggal 24 Desember 2013 diumumkan serentak kelulusan seleksi CPNS tahun 2013. ribuan peserta yang mmeperebutkan formasi PNS berharap dan berduyun-duyun melihat pengumuman tersebut. banyak yang senang karena ada namanya tertulis lulus, tapi lebih banyak lagi yang kecewa dan menyesali keadaan karena tidak lulu.
Apa sebabnya apakah seleksi PNS telah dilakukan dengan objektif? apa dampaknya terhadap birokrasi?
sebelum menjawab hal tersebut, fenomena yang terjadi berbicara banyak hal yang membuat kita miris dan mempertanyakan masa depan birokrasi Indonesia.
II.
tidak bisa dibantah bahwa seleksi CPNS sarat dengan kongkalingkong pejabat khususnya Badan Kepegawaian Negara, Kementerian Aparatur Negara serta jajaran Badan Kepegawaian Daerah dan Kepegawaian pada masing-masing instansi dan unit kerja. permainan suap-menyuap, sosgok menyogok atau apalah namanya telah nyata terjadi. ini berbahaya bagi terciptanya iklim kepercayaan publik terhadap aparat pemerintah. banyak protes dan gugatan yang diajukan sepertinya tidak digubris oleh pemerintah. memang yang menjadi masalah adalah pembuktian dan undang-undang hukum yang mengatur hal itu tidak jelas. sehingga setiap laporan yang ada hanya sebatas berita acara di kepolisian atau headline koran-koran.
mirisnya kita adalah kualitas aparatur negara yang diluluskan adalah berdasarkan sejumlah uang. Bukan pada kompetensi dan kemampuan calon PNS.
kemudian hal yang mencengangkan adalah transaksi dan kapital uang yang beredar cukup fantastis, satu formasi dengan ijazah DIII saja berkisar 100-150 juta. tinggal dikalikan saja berapa formasi tersebut disediakan. berdasarkan kenyataan yang ada, fenomena ini seperti sudah terstruktur semenjak dari BKN pusat. dimulai dari proses pengajuan formasi dengan data fiktif tentang kebutuhan pegawai pada suatu instansi, kemudian proses penetapan kelulusan dan NIP antara BKD, kepegawaian instansi dan unit kerja dengan BKN pusat.
meskipun digembar gemborkan bahwa seleksi CPNS berlangsung objektif dengan mengetengahkan bermacam regulasi yang katanya ampuh untuk menekan angka kecurangan, toh nyatanya kecurangan terjadi dengan kasat mata.
III.
bagaimana potret birokrasi Indonesia ke depannya? sudah barang tentu akan terjadi ketimpangan, persentase aparat yang baik akan mengecil. hal yang terjadi adalah dampak domino terhadap prilaku PNS sebagai pelayan publik. mulai dari pungli, kedisplinan rendah, permainan tarif dan sebagainya.
jika ini dibiarkan berlangsung salam, maka akan menjadi sebuah mentalitas yang berbahaya bagi kelangusngan birokrasi yang baik. mentalitas itu adalah mentalitas uang di segala bidang. Uang bahkan di atas dari norma hukum, norma ilmu pengetahuan dan norma agama.
jika ini terjadi maka selanjutnya adalah yang berkuasa adalah pemodal, kapitalis dan kaum aristokrat. rakyat bawah akan menjadi gladiator yang bertarung sesama mereka untuk saling bunuh dengan uang. dan yang menikmati adalah kelompok borjuis, penguasa dan politikus jahat.
dampak nyata dapat diprediksikan dengan jelas terhadap birokrasi Indonesia ke depan yang dipenuhi oleh manusia "jongos" bermental penjilat, bermental uang dan berprilaku bejat.
meski program pemerintah bagus namun jika tidak didukung oleh birokrasi yang kuat maka hal itu hanyalah menjadi pemborosan dan perlambatan pembangunan.
IV.
sebagai kahir kalam dari guratan jiwa yang miris dan sedih terhadap kenyataan di negara ini. sudah saatnya terjadi revolusi terhadap sistem penerimaan PNS. karena sangat merusak tatanan sosial, mentalitas dan kehidupan berbangsa ke depannya.
kita mendorong lahirnya pemimpin yang berani membenahi secara total birokrasi di negeri ini.
semoga ada keajaiban..
Sepenggal kisah sepanjang kehidupan kita..kisah yang tercecer dan hampir terlupakan..
Minggu, 29 Desember 2013
Jumat, 18 Oktober 2013
Pengertian Sejarah
Pengertian
sejarah
Sejarah secara
bahasa berasal dari bahasa Arab syajaratun
yang berarti pohon. Dimaknai sebagai “pohon” adalah menunjukkan adanya
kaitan atau hubungan antara satu dengan yang lain dari proses menjadi sebatang
pohon. Dimulai dari biji, kecambah, bibit, akar, batang sampai adanya ranting
dan buah.
Dengan
demikian dipahami bahwa sejarah adalah sebuah hubungan dari satu dengan lain
dalam sebuah proses sebelumnya.
Namun dalam
masyarakat Arab, kata sejarah tidak digunakan untuk menunjukan makna sejarah
yang dimaksud, masyarakat Arab menggunakan kata Nasab, Akhbar, Tarikh, An Naba’. Qissah,. Sehingga sering disebut
Tarikh Arab, Tarikh Rasul, atau Kisah Nabi dan lain-lain.
Juga dalam
bahasa lain sejarah adalah History (inggris), Histoire (Prancis), gesichtie
(jerman). Historia dalam bahasa latin
Semua istilah
tersebut berarti sesuatu yang terjadi pada masa lampau. Event the past. Event of experience..event the past
Secara
terminologi sejarah adalah rekonstruksi peristiwa masa lampau sebagai pelajaran
masa sekarang dan masa akan datang.
1.
Rekonstruksi adalah menyusun, membangun
merangkai kembali fakta baik kejadian, waktu, orang, benda, alam dsb. Melalui
sebuah metodologi sejarah dan interpretasi mendalam.
2.
Peristiwa masa lampau adalah keterangan yang
terjadi pada masa lampau yang berkaitan dengan orang, kelompok, bangsa atau
alam.
3.
Sebagai pelajaran masa sekarang dan akan datang
adalah sejarah haruslah memiliki arti atau hikmah sebagai pelajaran untuk
manusia dalam menjalani kehidupan lebih baik pada masa sekarang dan akan
datang. Pelajaran tersebut merupakan proyeksi atau pantulan dari apa yang
terjadi dari masa lampau.
Peradaban
islam.
Adalah
perwujudan dari cipta karsa manusia baik teknologi, sosial dan lainnya yang
terjadi pada masa lampau.
Peradaban
islam adalah perwujudan dari cipta karsa umat islam pada masa lampau.
Berbeda dengan
kebudayaan yang berasal dari kata bodhi,
yang berarti akal budi. Reason, nalar,. Dalam bahasa Arab berarti badayah.
Kebudayaan berarti cipta karsa manusia. Bermakna spirit atau dorongan terdalam
dalam mewujudkan cipta karsa. Selanjutnya budaya mengalami penyempitan makna
menjadi seni (tari, sastra, ukir dll). Peradaban dengan demikian lebih luas
dari kebudayaan.
Dalam bahasa Inggris disebut culture dari bahasa latin colere.. istilah ini telah diadopsi ke
dalam bahasa Indonesia dengan istilah
kultur.
Label: tulisan,
Sejarah Peradaban Islam
Rabu, 25 September 2013
Kondisi Sosial Bangsa Arab Pra Islam
a. Geografis
b. Pemerintahan
c. Agama dan kepercayaan
d. struktur sosial
e. karakteristik
f. ekonomi
g. pendidikan
b. Pemerintahan
c. Agama dan kepercayaan
d. struktur sosial
e. karakteristik
f. ekonomi
g. pendidikan
Label: tulisan,
Sejarah Peradaban Islam
Minggu, 22 September 2013
Pengertian penelitian
Apakah yang dimaksud dengan penelitan?
penelitian dari kata "teliti" dalam kamus bahasa indonesia diebutkan teliti artinya a 1 cermat; saksama: ia mengamatamatinya dng --; ia kurang – memeriksanya; 2 hati-hati; ingat-ingat: dia memelihara burung perkutut itu dng amat --; meneliti v memeriksa (menyelidiki dsb) dng cermat: ia ~ pendidikan dan pengalaman kerja calon karyawan; peneliti n orang yg meneliti; sedangkan penelitan diartikan sebagai n 1 pemeriksaan yg teliti; penyelidikan; 2 kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data
yg dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum; ketelitian n kesaksamaan; kecermatan
penelitian secara sederhana adalah kegiatan menemukan dan atau membuktikan kebenaran ilmiah dengan data.
penelitian ilmiah adalah penelitian yang dilakukan mengikuti prosedur metode ilmiah yang diawali dari masalah, kajian teori (induktif), hipotesis atau pertanyaan (asumsi), pembuktian dan penarikan kesimpulan.
penelitian dari kata "teliti" dalam kamus bahasa indonesia diebutkan teliti artinya a 1 cermat; saksama: ia mengamatamatinya dng --; ia kurang – memeriksanya; 2 hati-hati; ingat-ingat: dia memelihara burung perkutut itu dng amat --; meneliti v memeriksa (menyelidiki dsb) dng cermat: ia ~ pendidikan dan pengalaman kerja calon karyawan; peneliti n orang yg meneliti; sedangkan penelitan diartikan sebagai n 1 pemeriksaan yg teliti; penyelidikan; 2 kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data
yg dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum; ketelitian n kesaksamaan; kecermatan
penelitian secara sederhana adalah kegiatan menemukan dan atau membuktikan kebenaran ilmiah dengan data.
penelitian ilmiah adalah penelitian yang dilakukan mengikuti prosedur metode ilmiah yang diawali dari masalah, kajian teori (induktif), hipotesis atau pertanyaan (asumsi), pembuktian dan penarikan kesimpulan.
"MASALAH" dalam penelitian
Seringkali mahasiswa yang akan mengajukan proposal penelitian untuk tugas akhir atau skripsi mengalami kesulitan dalam menemukan, menentukan dan merumuskan masalah penelitian. laporan akhir, tugas akhir dan skripsi adalah tulisan yang dihasilkan dari sebuah penelitian.
penelitian atau penelitian ilmiah adalah bentuk operasional dari metode ilmiah (cara kerja ilmiah). langkah utama dari penelitian adalah adanya Masalah.
Apakah yang dimaksud dengan masalah? masalah adalah kesenjangan, disparitas, ketidaksesuaian, perbedaan, kekeliruan dari seharusnya (ideal, teoritis, konsep ideal) dengan kenyataan (real, konkrit, fakta). atau sederhananya adalah tidak sesuai antara harapan dengan kenyataan. dalam bahasa imiah disebut das sein das sollen.
Kehidupan ini adalah sesuatu yang dinamis, kompleks, dimensional. bisa ditinjai dari masalah agama, politik, ekonomi, pendidikan, sosial dan lain-lain.
Sumber masalah adalah ketika terdapat kenyataan yang tidak bersesuaian dengan teori. bissa ditemukan di lapangan, buku, orang lain, atau tulisan. kemampuan memahami adanya ketidaksesuain itulah yang harus dimiliki pertama sekali oleh seorang mahasiswa yang akan melakukan penelitian.
sebagai contoh dalam pendidikan misalnya secara teori metode belajar kontekstual dianggap mampu meningkatkan hasil belajar siswa. secara konsep idealnya berarti dalam pembelajaran harus menggunakan metode belajar kontekstual. teori ini dipelajari dan diperoleh dari kajian teoritis (buku) dari hasil penelitian orang lain atau ahli. kemudian seorang mahasiswa melakukan tinjauan di sekolah dan mengamati metode pembelajaran yang digunakan. pada saat melakukan pengamatan tersebut kejelian dari seorang mahasiswa adalah membandingkan konsep teroitis tersebut dengan kenyataan yang ada di sekolah. hal yang diamati bisa beragama dan luas, misalnya dilihat dari segi metode yang digunakan apakah sudah menggunakan metode belajar kontekstual?, apakah terdapat kendala? apakah sudah sesuai? apakah nilai siswa meningkat? apakah berhubungan dengan kemmapuan guru? apakah terkait dengan fasilitas belajar? apakah siswa belajar dengan senang?
rentetan pertanyaan tersebut adalah awal dari adanya sebuah petanyaan penelitian yang menunjukan dari adanya kesenjangan dari teori dan praktis.
kenyataan tersebut kemudian didentifikasi atau dilakukan pemilahan sesuai dengan fakta yang sebenarnya yang didukung oleh data awal.misalnya identifikasi nilai belajar rendah maka harus didukung oleh dokumen nilai yang sebenarnya. hal ini untuk menghindari adanya prejudice (prasangka) dan bahkan fitnah yang tidak dibenarkan dalam etika ilmiah.
selanjutnya mahasiswa melakukan kajian diri terkait dengan minat studi, kemampuan intelektual dan kemmpuan teknis. yang dimaksud dengan minat studi adalah kecendrungan yang lebih terhadap salah satu dari identifikasi masalah tersebut. misalnya cenderung untuk memahmi kendala penerapan dari metode belajar kontekstual, atau memahami nilai yang diperoleh siswa setelah diterapkan metode belajar kontekstual. yang dimaksud dengan kemampuan intelektual adalah kerangka berfikir/landasan teoritis yang dimiliki. yang dimaksud dengan kemampuan teknis adalah penguasaan teknik penelitian yang berkaitan dengan minat stuid tersebut. misalnya untuk mendalami kendala penerapan metode belajar kontekstual haruslah menguasai teknik kualitatif, sedangkan untuk memahmi nilai yang diperoleh siswa setelah diterapkan metode kontekstual haruslah menguasai teknik pengukuran (statistik).
selanjutnya teori dan kenyataan yang tidak sejalan tersebut ditulis dalam sebuah narasi yang disebut latar belakang masalah. pada tahap penulisan ini seringkali mashasiswa mengalami kesulitan dalam merangkai dan menggunakan tata bahasa yang baik dan benar. sebagaimana diketahui bahasa ilmiah berbeda dengan bahasa keseharian. bahasa ilmiah adalah bahasa baku yang resmi dan bermakna tunggal dan jelas. sedangkan bahasa keseharian sering bermakna ganda (ambiguitas) dan kurang jelas.
bagaimana menyusun latar belakang yang baik? cara yang sederhana adalah dengan menggunakan kerangka berfikir kausalitas (hubungan sebab akibat) yang ditandai dengan penggunaan kata hubungn, namun, sebaliknya, tetapi, sehingga, jika dan maka jika. kerangka dari latar belakang masalah adalah teori, kenyataan dan masalah. atau kenyataa, teori dan masalah. teknik penulisan mengacu kepada pedomana resmi dari lembaga yang mejadi pengelola penelitian pada perguruan tinggi masing-masing. teknik penulisa tersebut bisa berbeda masing-masing perguruan tinggi. hal yang perlu diingat adalah konsistensi terhadap pedomana tersebut. jangan mencampur adukkan pedoman tulisan satu dengan yang lain.
penelitian atau penelitian ilmiah adalah bentuk operasional dari metode ilmiah (cara kerja ilmiah). langkah utama dari penelitian adalah adanya Masalah.
Apakah yang dimaksud dengan masalah? masalah adalah kesenjangan, disparitas, ketidaksesuaian, perbedaan, kekeliruan dari seharusnya (ideal, teoritis, konsep ideal) dengan kenyataan (real, konkrit, fakta). atau sederhananya adalah tidak sesuai antara harapan dengan kenyataan. dalam bahasa imiah disebut das sein das sollen.
Kehidupan ini adalah sesuatu yang dinamis, kompleks, dimensional. bisa ditinjai dari masalah agama, politik, ekonomi, pendidikan, sosial dan lain-lain.
Sumber masalah adalah ketika terdapat kenyataan yang tidak bersesuaian dengan teori. bissa ditemukan di lapangan, buku, orang lain, atau tulisan. kemampuan memahami adanya ketidaksesuain itulah yang harus dimiliki pertama sekali oleh seorang mahasiswa yang akan melakukan penelitian.
sebagai contoh dalam pendidikan misalnya secara teori metode belajar kontekstual dianggap mampu meningkatkan hasil belajar siswa. secara konsep idealnya berarti dalam pembelajaran harus menggunakan metode belajar kontekstual. teori ini dipelajari dan diperoleh dari kajian teoritis (buku) dari hasil penelitian orang lain atau ahli. kemudian seorang mahasiswa melakukan tinjauan di sekolah dan mengamati metode pembelajaran yang digunakan. pada saat melakukan pengamatan tersebut kejelian dari seorang mahasiswa adalah membandingkan konsep teroitis tersebut dengan kenyataan yang ada di sekolah. hal yang diamati bisa beragama dan luas, misalnya dilihat dari segi metode yang digunakan apakah sudah menggunakan metode belajar kontekstual?, apakah terdapat kendala? apakah sudah sesuai? apakah nilai siswa meningkat? apakah berhubungan dengan kemmapuan guru? apakah terkait dengan fasilitas belajar? apakah siswa belajar dengan senang?
rentetan pertanyaan tersebut adalah awal dari adanya sebuah petanyaan penelitian yang menunjukan dari adanya kesenjangan dari teori dan praktis.
kenyataan tersebut kemudian didentifikasi atau dilakukan pemilahan sesuai dengan fakta yang sebenarnya yang didukung oleh data awal.misalnya identifikasi nilai belajar rendah maka harus didukung oleh dokumen nilai yang sebenarnya. hal ini untuk menghindari adanya prejudice (prasangka) dan bahkan fitnah yang tidak dibenarkan dalam etika ilmiah.
selanjutnya mahasiswa melakukan kajian diri terkait dengan minat studi, kemampuan intelektual dan kemmpuan teknis. yang dimaksud dengan minat studi adalah kecendrungan yang lebih terhadap salah satu dari identifikasi masalah tersebut. misalnya cenderung untuk memahmi kendala penerapan dari metode belajar kontekstual, atau memahami nilai yang diperoleh siswa setelah diterapkan metode belajar kontekstual. yang dimaksud dengan kemampuan intelektual adalah kerangka berfikir/landasan teoritis yang dimiliki. yang dimaksud dengan kemampuan teknis adalah penguasaan teknik penelitian yang berkaitan dengan minat stuid tersebut. misalnya untuk mendalami kendala penerapan metode belajar kontekstual haruslah menguasai teknik kualitatif, sedangkan untuk memahmi nilai yang diperoleh siswa setelah diterapkan metode kontekstual haruslah menguasai teknik pengukuran (statistik).
selanjutnya teori dan kenyataan yang tidak sejalan tersebut ditulis dalam sebuah narasi yang disebut latar belakang masalah. pada tahap penulisan ini seringkali mashasiswa mengalami kesulitan dalam merangkai dan menggunakan tata bahasa yang baik dan benar. sebagaimana diketahui bahasa ilmiah berbeda dengan bahasa keseharian. bahasa ilmiah adalah bahasa baku yang resmi dan bermakna tunggal dan jelas. sedangkan bahasa keseharian sering bermakna ganda (ambiguitas) dan kurang jelas.
bagaimana menyusun latar belakang yang baik? cara yang sederhana adalah dengan menggunakan kerangka berfikir kausalitas (hubungan sebab akibat) yang ditandai dengan penggunaan kata hubungn, namun, sebaliknya, tetapi, sehingga, jika dan maka jika. kerangka dari latar belakang masalah adalah teori, kenyataan dan masalah. atau kenyataa, teori dan masalah. teknik penulisan mengacu kepada pedomana resmi dari lembaga yang mejadi pengelola penelitian pada perguruan tinggi masing-masing. teknik penulisa tersebut bisa berbeda masing-masing perguruan tinggi. hal yang perlu diingat adalah konsistensi terhadap pedomana tersebut. jangan mencampur adukkan pedoman tulisan satu dengan yang lain.
Langganan:
Postingan (Atom)